FeedBurner FeedCount

Powered By Blogger

Minggu, 31 Mei 2009

- PSM Bekuk Persik

Minggu, 31/5/2009 | 01:17 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - PSM Makassar menutup partai kandang kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2008-09 dengan membungkam tamunya Persik Kediri dua gol tanpa balas di stadion Andi Mattalatta Makassar, Sabtu (30/5) malam.

Claudio Pronetto tampil sebagai pahlawan timnya dengan memborong dua gol kemenangan PSM, masing-masing pada menit ke 20 dan menit 80.

Sekitar 20.000 penonton bersorak ria menyambut hasil gemilang yang ditorehkan tim tuan rumah, sekaligus menutup pertandingan kandang mereka diakhir musim kompetisi Liga Super 2008/2009.

PSM Makassar masih akan melakoni satu pertandingan tandang yakni melawan Deltras Sidoarjo di Sidoarjo. (ANT)

- Kisruh Dana, PSP Hanya Sanggup Kumpulkan 24 Poin

Minggu, 31/5/2009 | 14:37 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Kekisruhan pembayaran gaji pemain dan pelatih Persatuan Sepakbola Padang (PSP) membuat daya juang klub sepakbola itu melorot. Di musim kompetisi yang baru saja berakhir, PSP hanya sanggup mengumpulkan 24 poin dari 28 kali pertandingan.

Minimnya angka yang diraih itu membuat PSP yang kemarin bermain di Divisi Utama Liga Indonesia, berada di ambang penurunan tingkat.

Pelatih Kepala PSP Joni Effendi, Minggu (31/5), mengatakan urusan gaji memang berdampak langsung bagi para pemain. Baik stamina, motivasi, hingga konsentrasi pemain tidak sebaik dulu. Padahal, materi pemain yang diturunkan kali ini tidak jauh berbeda dibandingkan musim kompetisi sebelumnya.

"Bagaimana pemain bisa bertanding dengan baik kalau 6-8 bulan gaji mereka belum dibayar. Kondisi ini yang kami sesalkan sekali," ujar Joni.

Dia berharap Pemko Padang segera merampungkan persoalan gaji pemain PSP agar klub ini bisa berlaga lagi di musim kompetisi mendatang.

- Pemain dan Pelatih PSP Tidak Digaji 6 Bulan

Minggu, 31/5/2009 | 14:32 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Kemelut di tubuh pengurus Persatuan Sepakbola Padang (PSP) membuat 27 orang pemain dan pelatih klub sepakbola itu tidak digaji selama 6 bulan. Empat pemain asing di PSP bahkan bersiap melaporkan kasus ini ke FIFA.

Pelatih kepala PSP, Joni Effendi, Minggu (31/5), mengatakan gaji bagi pemain dan pelatih baru dikucurkan untuk empat bulan. Padahal, mereka dikontrak selama 10 bulan.

"Entah bagaimana nasib gaji kami selanjutnya karena hingga kini belum ada kepastian tentang gaji," ujar Joni.

Para pengurus kerap melemparkan tanggung jawab ke pihak lain bila dikonfirmasi masalah gaji. Persoalan gaji ini sudah sampai ke Walikota dan DPRD Padang.

- Resino Ingin Kepastian Atletico

Minggu, 31/5/2009 | 08:29 WIB

MADRID, KOMPAS.com - Pelatih Atletico Madrid, Abel Resino ingin kepastian dari manajemen klub mengenai masa depan di klub tersebut. Resino akan sangat bahagia jika dipercaya menangani Atletico kembali.

Resino menjadi pelatih Atletico pada Feburari silam untuk menggantikan Javier Aguirre. Tugasnya mengangkat performa dan membawa Atletico, yang waktu itu terpuruk di klasemen tengah, ke zona Liga Champions. Awalnya banyak yang meragukan kemampuan Resino, tapi mantan kiper "Los Colchoneros" itu jalan terus.

Jalan yang dihadapinya terjal, tapi di akhir musim ia mampu mempersembahkan tiket Liga Champions bagi Atletico. Kepastian itu diperoleh setelah Diego Forlan dkk menekuk Almeria 3-0. Dengan 67 poin, Atletico berada di peringkat keempat, unggul dua angka dari Villarreal di tempat kelima.

Kendati demikian, pencapaian itu tidak membuat Resino mendapat sodoran kontrak baru. Resino yang yakin hasil kerjanya sesuai target berharap bisa bertahan di Vicente Calderon.

"Ketika saya datang ke sini, kami sangat jauh dari kelolosan. Mereka tadinya bukan tim yang bersatu, tetapi kini mereka begitu," ungkapnya. "Hasil kerja saya terlihat oleh semua. Kami akan duduk bersama hari Senin (1/6) dan memutuskannya."

Berbeda dari Resino, kiper utama Atletico, Leo Franco malah sedang bersiap untuk hengkang. Menurutnya, klub sudah tidak menginginkannya lagi.

Kontrak Franco habis akhir Juni mendatang tapi hingga sekarang belum ada tawaran perpanjangan. Franco membulatkan tekad untuk meninggalkan Atletico di akhir kontraknya.

"Aku tidak membawa ganjalan apa-apa kepada siapa pun karena setiap orang memiliki pendapat sendiri-sendiri. Aku pergi dengan damai sebab aku sangat puas dengan usahaku," paparnya.

Musim ini, Franco membela Atletico dalam 31 laga di pentas Divisi Primera. Selama itu, ia tercatat melakukan 107 penyelamatan dan enam kali clean sheet. (GL)

- Torres: Liverpool Butuh Villa dan Silva

Minggu, 31/5/2009 | 08:16 WIB

LIVERPOOL, KOMPAS.com - Penyerang Liverpool, Fernando Torres menyarankan pelatih Rafael Benitez untuk membeli David Silva dan David Villa musim depan. Menurutnya, "The Reds" membutuhkan keduanya untuk mengangkat daya gedor.

Villa dan Silva dikenal sebagai motor serangan dan mesin gol Valencia. Sepanjang gelaran Divisi Primera musim ini, keduanya telah menyumbang 30 dari total 68 gol untuk "Los Ches".

Sebagai sesama pemain Spanyol, Torres menilai keduanya bakal cocok dengan gaya "The Reds". Mengingat Benitez juga berasal Spanyol, menurut Torres, Villa dan Silva tak akan kesulitan beradaptasi di Premier League.

"Villa dan Silva akan melengkapi Liverpool dengan hebat," kata Torres. "Premier League lebih kompetitif karena Inggris semakin kuat dan pemain akan datang ke Inggris."

Villa dan Silva sudah berjanji setia kepada Valencia. Namun, kriris ekonomi klub masih menjadi alasan menjual keduanya. Musim ini "Kelelawar Hitam" berharap bisa masuk zona Liga Champions musim depan untuk meningkatkan pendapatan klub. Namun, mereka hanya mampu finis di zona Liga Eropa UEFA. (STT)

- Capello: Rooney Gugup Waktu di Roma

Penyerang Manchester United, Wayne Rooney.
Artikel Terkait:

Minggu, 31/5/2009 | 06:56 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional Inggris, Fabio Capello menilai penyerang Manchester United, Wayne Rooney gugup saat final Liga Champions versus Barcelona. Menurutnya, itu terjadi karena ia sangat terbebani target harus menang.

Menurut Capello, keinginan dan keharusan untuk berhasil bisa membuat orang gugup. Pasalnya, mereka dituntut untuk melakukan lebih dari biasanya, apalagi di partai penting seperti final.

"Rooney gagal melepas umpan mudah di Roma. Luar biasa, ia gugup. Ia ingin tampil berbeda," ungkap Capello. "Ketika Anda harus menang, kadang tekanan terlalu besar dan ketika Anda masuk lapangan, ini tidak sama."

Mengingat target Inggris menembus final Piala Dunia juga tantangan berat, muncul kekhawatiran dari media Inggris bahwa Rooney akan mengulangi kesalahannya di partai penting.

Capello sendiri tidak berpendapat begitu. Menurutnya, kegagalan adalah hal biasa. Mantan pelatih Juventus dan Real Madrid itu juga pernah gagal. Baginya, yang penting adalah selalu mau bangkit setelah gagal.

"Itu bukan masalah untuk saya karena ia adalah pemain yang sangat, sangat baik dan ia akan bermain dengan sangat baik pula," ujar Capello.

"Adalah wajar dalam karier jika seorang pemain kalah atau menang. Bagi saya, saya melupakan setiap saat ketika saya kalah. Anda menang, Anda kalah, tetapi Anda jalan terus," ujarnya. (AP)

- Juara Ligue 1, Bordeaux Stop Rekor Lyon

Para pemain Bordeaux merayakan kemenangannya atas Caen sekaligus menjuarai Ligue 1 Perancis, Sabtu (30/5).
Artikel Terkait:
Minggu, 31/5/2009 | 06:21 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, Girondins de Bordeaux menjuarai Liga Perancis setelah menaklukkan Caen pada laga terakhir Ligue 1, Sabtu (30/5). Bordeaux menang 1-0 lewat permainan dramatis dan menghentikan rekor tujuh kali juara beruntun yang dicetak oleh Olympique Lyon.

Gol tunggal Bordeaux itu diciptakan oleh mantan striker Caen, Yoan Gouffran, pada menit ke-48. Kemenangan itu sekaligus memberikan kemenangan ke-11 secara beruntun bagi pelatih Laurent Blanc. Gelar juara ini merupakan double winning bagi "Les Girondins" setelah mereka menjuarai Piala Perancis pada April lalu.

Bertanding di Stadion Esplanade des Quinconces, Caen sebagai tuan rumah berupaya keras memenangi pertandingan tersebut demi menghindarkan diri dari zona degradasi. Jika Caen menang, maka peringkat kedua Olympique Marseille akan menjuarai musim ini berkat kemenangan 4-0 lawan tamunya Rennes.

Caen akan bergabung dengan Ligue 2 musim depan bersama Nantes. Kemenangan 2-1 yang diperoleh Nantes atas Auxerre tidak menolong mereka sebab pada saat bersamaan St Etienne berhasil mengalahkan Valenciennes dengan 4-0.

Berikut hasil pertandingan hari terakhir Ligue 1:
Caen 0 - 1 Bordeaux
Grenoble 0 - 1 Sochaux
Lille 3 - 2 Nancy
Lorient 1 - 1 Le Mans
Marseille 4 - 0 Rennes
Nantes 2 - 1 Auxerre
Nice 0 - 0 Le Havre
Paris S.G. 0 - 0 Monaco
Saint-Etienne 4 - 0 Valenciennes
Toulouse 0 - 0 Lyon

Klasemen akhir Ligue 1:

Klub

Main

Menang

Seri

Kalah

Selisih gol

Poin

Bordeaux

38

24

8

6

64/34

80

Marseille

38

22

11

5

67/35

77

Lyon

38

20

11

7

52/29

71

Toulouse

38

16

16

6

45/27

64

Lille

38

17

13

8

51/39

64

Paris Saint-Germain

38

19

7

12

49/38

64

Stade Rennes

38

15

16

7

42/34

61

AJ Auxerre

38

16

7

15

35/35

55

Nice

38

13

11

14

40/41

50

Lorient

38

10

15

13

47/47

45

AS Monaco

38

11

12

15

41/45

45

Valenciennes

38

10

14

14

35/42

44

Grenoble

38

10

14

14

24/37

44

Sochaux

38

10

12

16

40/48

42

AS Nancy Lorraine

38

10

12

16

38/47

42

Le Mans

38

10

10

18

43/54

40

St Etienne

38

11

7

20

40/56

40

Caen

38

8

13

17

42/49

37

Nantes

38

9

10

19

33/54

37

Le Havre

38

7

5

26

30/57

26

- Spalletti Tak Janjikan Gelar Buat Roma

Minggu, 31/5/2009 | 05:59 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Luciano Spalletti berharap tetap melatih AS Roma musim depan. Meski mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin, ia tidak menjanjikan gelar.

Padahal, musim ini, Spalletti dihujat habis-habisan gara-gara timnya gagal meraih trofi. Bahkan, sekadar finis di zona Liga Champions pun, Roma tak mampu. Tetapi, itu tak merisaukan Spalletti. Dengan enteng ia mengatakan, " Bila ada seseorang yang bisa menjamin gelar, saya akan dengan senang menyingkir."

Kendati begitu, Spalletti tidak bermaksud melepas tanggung jawab atau bekerja semaunya. Ia tetap menginginkan kejayaan bagi "I Lupi".

Untuk itu, ia menginginkan pembagian tugas yang jelas. Menurutnya, ini penting supaya setiap orang fokus dengan tugasnya. Setidaknya, tak ada lagi sikap saling menyalahkan bila sesuatu terjadi di luar harapan.

"Bila program transparan tersedia dengan peran jelas untuk masa depan, saya akan dengan senang mengambil tanggung jawab saya," ujar Spalletti.

"Saya selalu bermain untuk menang dan bertujuan mencapai posisi setinggi mungkin," lanjutnya.

Spalletti berharap, manajemen klub akan mendukung kebijakannya untuk perbaikan performa tim. Permintaan ini sudah disanggupi oleh presiden klub, Rosella Sensi. (SKY)

- Valencia dan Villarreal Wakili Spanyol di Liga Eropa

Penyerang Valencia, David Villa menyarangkan gol ke gawang Athletic Bilbao dalam lanjutan Divisi Primera, Sabtu (30/5). Villa mencetak dua gol yang mengantar Valencia menang 2-0.

Minggu, 31/5/2009 | 05:11 WIB

VALENCIA, KOMPAS.com - Valencia dan Villarreal bakal mewakili Spanyol di Liga Eropa. Keduanya mengakhiri musim di peringkat keenam dan kelima dan berhak atas tiket langsung ke ajang yang sebelumnya bernama Piala UEFA itu.

Valencia kini mengoleksi 62 poin atau unggul empat angka dari Deportivo La Coruna di tempat ketujuh. Tambahan tiga poin terakhir diraih setelah mengandaskan Athletic Bilbao 2-0 dalam lanjutan Divisi Primera, Sabtu (30/5).

Tampil di kandang sendiri, Valencia langsung unggul saat pertandingan baru berjalan tujuh menit. Adalah David Villa yang berhasil mengoyak jala Gorka Iraizoz.

Setelah menerima umpan dari Joaquin Sanchez, Villa melepaskan tendangan dari tengah kotak penalti. Bola bersarang di sudut kanan bawah gawang Bilbao.

Keunggulan 1-0 tak memudahkan langkah Valencia. Gempuran lawan beberapa kali mengancam gawang "Los Ches". Untung saja, kiper Cesar mampu mengantisipasi tembakan Susaeta dkk.

Valencia sendiri bukannya gersang peluang. Fernando Morientes dan Villa beberapa kali berkesempatan menggandakan keunggulan. Namun, baru pada menit ke-90, Villa mampu kembali mengoyak gawang Iraizoz. Setelah menerima sodoran bola dari Pablo, Villa melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Bola bersarang ke sudut kiri bawah gawang Iraizoz.

Sementara itu, Villarreal berhasil mengamankan peringkat kelima setelah menggasak Real Mallorca 3-2. Villarreal unggul lebih dulu melalui Cani pada menit ke-30. Memanfaatkan umpan Joseba Llorente, Cani melepaskan tembakan ke sudut kiri bawah gawang Miguel Moya.

Enam menit kemudian, tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan melalui Aritz Aduriz. Setelah menguasai umpan Jose Jurado, ia mengempaskan bola ke tengah gawang Diego Lopez.

Villarreal berpeluang mengungguli lawan setelah mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran Josemi kepada Giuseppe Rossi pada menit ke-38. Namun, Moya berhasil menangkap tembakan Rossi yang menyasar ke sudut kiri gawangnya.

Penyesalan melesetnya penalti itu sirna ketika Joseba Llorente mencetak gol kedua Villarreal pada menit ke-40. Mendapat sodoran bola dari Cani, Llorente mengempaskan bola ke tengah gawang Moya.

Kerja sama Cani dan Llorente kembali membuahkan gol pada menit ke-53. Dalam sebuah serangan balik, Cani melepas umpan terobosan kepada Llorente. Dari tengah kotak penalti, Llorente mengirim bola ke tengah gawang Moya.

Baru menjelang akhir laga, Mallorca berhasil menipiskan jarak melalui gol Pierre Webo. Meneruskan umpan Jose Jurado, Webo melepskan tendangan ke sudut kiri bawah gawang Lopez.

Setelahnya, Mallorca menambah daya serang. Namun, sebelum menghasilkan gol, wasit David Borbalan sudah keburu membunyikan peluit panjang. (SCN)

- Ozil Bawa Bremen Juarai DFB Pokal

Para pemain Werder Bremen merayakan Piala DFB, setelah menang atas Bayer Leverkusen 1-0 di final.
Minggu, 31/5/2009 | 04:17 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Gelandang Werder Bremen, Mesut Ozil, mencetak gol yang mengantar Werder Bremen menang 1-0 atas Bayer Leverkusen pada babak final DFB Pokal, Sabtu (30/5).

Sejak awal, pertandingan memang berjalan seimbang. Mengandalkan kekuatan lini gelandang, kedua tim menghabiskan waktu berebut bola di lapangan tengah.

Ketatnya pertahanan kedua tim membuat kedua kubu juga sulit mendapatkan ruang tembak atau kesempatan menembus kotak penalti.

Bremen memang berhasil menciptakan peluang. Tercatat, Claudio Pizarro, Ozil, dan Clement Fritz beberapa kali mengancam gawang Rene Adler. Namun, ketatnya penjagaan dan kesigapan Adler menyulitkan mereka mengeksekusi peluang dengan sempurna.

Memasuki babak kedua, Bremen berusaha meningkatkan tensi permainan. Gempuran ini perlahan mendesak Leverkusen. Dan, setelah berusaha hingga menit ke-58, Bremen berhasil unggul lebih dulu melalui Mesut Ozil.

Setelah menguasai umpan Diego, Ozil melepas bola ke gawang Leverkusen. Adler yang bereaksi lambat seakan membiarkan jalanya terkoyak bola.

Berhasil unggul, pelatih Thomas Schaaf malah meningkatkan daya gedor dengan menarik gelandang bertahan Frank Baumann dan memasukkan gelandang Peter Niemeyer.

Strategi ini efektif meredam serangan Leverkusen di lini tengah. Meski begitu, pemain Bremen juga berhati-hati untuk menyerang, mewaspadai ancaman serangan balik.

Alotnya tawar-menawar di lini tengah berjalan hingga akhir laga. Sejumlah perubahan yang dilakukan kedua kubu tak mampu mengubah keadaan. Skor 1-0 untuk Bremen bertahan hingga akhir laga.

Bagi Bremen, Trofi ini adalah salam perpisahan kepada gelandang andalan mereka, Diego Ribas da Cunha yang akan bermain untuk Juventus musim depan. (GLS)

Susunan pemain:
Bayer Leverkusen:
Adler; Sinkiewicz, Friedrich, Kadlec, Castro (Charisteas 85); Rolfes, Barnetta, Augusto, Vidal (Kroos 85); Kiesling, Helmes
Werder Bremen: Wiese; Naldo, Prodl, Boenisch, Fritz; Baumann (Niemeyer 60), Ozil (Tziolis87), Frings, Diego; Almeida (Rosenberg 90), Pizarro

Tekuk Almeria, Atletico ke Liga Champions

Penyerang Atletico Madrid, Diego Forlan (kanan) berebut bola dengan bek Almeria, Mane dalam lanjutan Divisi Primera, Sabtu (30/). Atletico menutup laga dengan kemenangan 3-0.

Minggu, 31/5/2009 | 04:11 WIB

MADRID, KOMPAS.com - Atletico Madrid mengamankan tiket Liga Champions setelah menekuk Almeria 3-0 dalam lanjutan Divisi Primera, Sabtu (30/5). Dengan koleksi 67 poin, Atletico dipastikan finis di peringkat keempat.

Atletico memang mengantongi nilai yang sama dengan Sevilla. Namun, Sevilla berhak berada di peringkat ketiga karena unggul rekor pertemuan (head-to-head).

Meski masih harus melewati babak kualifikasi, kepastian lolos ke Liga Champions cukup menggembirakan mengingat mereka sempat tercampak dari zona Liga Champions. Namun, kerja keras mereka perlahan mengembalikan posisi ke peringkat terhormat itu.

Mengandalkan duet Diego Forlan dan Segio Aguero, Atletico perlahan rutin menuai poin penuh. Setelah Valencia dan Athletic Bilbao, kini giliran Almeria yang digasak.

Menghadapi Almeria, Atletico bermain layaknya menghadapi tim besar. Sejak menit awal, Atletico menggedor pertahanan musuh. Akhirnya, sebuah aksi individu Aguero berhasil membawa tuan rumah unggul pada menit ke-19. Dari sektor kanan, Aguero berhasil masuk kotak penalti. Setelah mengutak-atik bola melewati dua penjaga, ia melepas tembajan ke sudut kanan atas gawang Diego Alves.

Keunggulan ini semakin membuat Atletico bersemangat. Dengan memainkan tempo, mereka mengendalikan lawan. Akhirnya, pada menit ke-27, Atletico menggandakan keunggulan melalui Raul Garcia.

Dalam sebuah situasi bola mati, Maxi Rodriguez melepaskan bola langsung ke tengah kotak penalti. Begitu bola meluncur mendekati tiang kiri Almeria, Garcia menanduknya ke sudut kiri bawah gawang Alves.

Gol kedua itu betul-betul menghancurkan mental Almeria. Mengingat posisi kesepuluh klasemen sudah aman, Almeria memilih mengetatkan pertahanan.

Strategi ini efektif untuk menghentikan gempuranlawan hingga akhir babak pertama. Namun, begitu memasuki babak kedua, pertahanan Almeria sudah kembali berantakan.

Benteng Almeria pun kembali bobol pada menit ke-50. Kali ini, giliran Diego Forlan yang mempermalukan Alves.

Memanfaatkan umpan Florent Sinama-Pongolle, Forlan melepas tendangan dari luar kotak penalti. Bola berhasil melesak masuk ke sudut kiri bawah gawang Alves. (SCN)

Susunan pemain:
Atletico:
Franco; Ujfalusi, Ibanez, Pernia, Heitinga; Assuncao, Garcia, Sinama-Pongolle, Maxi (Miguel 73); Forlan (Camacho 86), Aguero
Almeria: Alvez; Acasiete, Pellerano, Mane, Bruno; Iriney; Soriano (Alvarez 56), Crusat (Jose Ortiz), Ortiz (Nieto 59), Piatti; Negredo

- Hiddink Menyesal Tak Bertemu MU

Minggu, 31/5/2009 | 02:29 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih sementara Chelsea, Guus Hiddink, mengakhiri jabatannya di Stamford Bridge dengan kemenangan juara di Piala FA. Meski puas, ia tetap menyesal karena belum pernah bertanding lawan Manchester United.

Hiddink datang ke London sebagai pengganti Luiz Felipe Scolari pada Februari silam. Waktu itu, "The Blues" sudah dua kali melawan MU di bawah asuhan Scolari. Pertemuan pertama di Stamford Bridge berlangsung pada 21 September dan berakhir seri 1-1. Yang kedua, 11 Januari lalu, dimenangkan MU dengan telak 3-0 di Old Trafford.

Sebulan setelah kekalahan di Manchester itu, Hiddink ditunjuk sebagai pelatih dengan masa jabatan hingga akhir musim. Selama empat bulan kemudian, Chelsea tidak pernah bertemu dengan "Setan Merah". Kesempatan bertanding nyaris terwujud ketika keduanya lolos ke semifinal Liga Champions. Sayang, Chelsea akhirnya kalah menyakitkan dari Barcelona, yang akhirnya mengalahkan MU di final.

Sabtu (30/5) malam, Hiddink menjalani pertandingan terakhirnya bersama John Terry cs pada final Piala FA lawan Everton. Setelah menang 2-1, piala turnamen tertua di Inggris itu menjadi kenang-kenangan tak terlupakan bagi pelatih asal Belanda tersebut. Itu menjadi kado paling berharga selama kebersamaannya dengan Chelsea.

"Ya, saya pikir begitu, akan lebih sempurna lagi jika kami memiliki piala lain beberapa hari lalu. Itulah satu-satunya penyesalan saya, tidak bermain lawan Man U," katanya seperti dikutip di situs klub.

"Saya akan senang bermain lawan Man U yang tidak pernah terjadi, jadi hampir sempurna dengan kemenangan di Piala FA dan klub ini harus juara setiap tahun. Tidak memenangi Piala FA ini rasanya tidak tuntas," tambahnya.

Setelah ini, Hiddink ditunggu di Rusia untuk melatih tim nasional negara tersebut. Bulan depan ia sudah harus menyiapkan Andrei Arshavin dkk untuk duel lanjutan prakualifikasi Piala Dunia 2010.

- Rp1,4 Triliun untuk Ribery

Minggu, 31/5/2009 | 02:08 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Manajer umum Bayern Muenche, Uli Hoeness menegaskan, pihaknya akan berusaha keras mempertahankan gelandang Franck Ribery. Jika ada yang menginginkannya, Bayern hanya akan melepas pemain asal Perancis itu dengan harga 100 juta euro (sekitar Rp1,4 triliun).

Spekulasi terakhir menyebutkan, Chelsea sangat berminat membeli Ribery. Selain itu, Real Madrid juga berminat mendapatkannya. Bahkan, muncul isu pula bahwa Bayern dan Madrid sudah setuju transfer pemain itu senilai 50 juta euro (sekitar Rp502 miliar).

Namun, isu itu langsung dibantah Bayern. Menurut Hoeness, pihaknya tak berniat menjual Ribery, kecuali ada yang berani membayar 100 juta euro.

"Jika saya mendengar ada yang menawar Kaka senilai125 juta euro, maka nilai Ribery di pasar pemain adalah 100 juta euro. Tapi, sebenarnya saya tak mau berbicara soal harga, karena kami tak akan melepaskan Ribery," jelas Hoeness.

Ketua Bayern Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge juga yakin bisa mempertahankan Ribery. "Hanya Bayern yang akan menentukan apakah menjual Ribery atau tidak. Meski banyak tawaran yang menggiurkan, kami tak akan menjual Ribery," tegas Rummenigge. (TZ)

Scholes akan Dipinang Bolton

Minggu, 31/5/2009 | 01:56 WIB

MANCHESTER, KOMPAS.com - Gelandang Manchester United (MU), Paul Scholes (34) berpikir meninggalkan Old Trafford untuk mendapatkan kesempatan tampil reguler sebelum pensiun. Bolton Wanderers bersiap meminangnya.

Paul Scholes tahu bahwa kemampuan fisik dan keterampilannya sudah semakin turun. Ia juga sudah berencana pensiun tahun depan. Namun, ia tidak ingin menghabiskan masa-masa terakhir kariernya di bangku cadangan, seperti yang dialaminya musim ini. Scholes kemudian berpikir mencari kesempatan itu di klub lain.

Bolton bersedia menampung Scholes sekaligus memberikan kesempatan reguler di skuad utama. Gaji senilai 70 ribu poundsterling atau sekitar Rp 1,1 miliar per pekan juga sudah masuk anggaran mereka.

Mengingat Scholes masih terikat kontrak untuk semusim lagi di MU, maka Bolton seharusnya membayarkan uang transfer. Namun, menurut The Sun, MU tidak akan menyulitkan negosiasi dengan urusan uang bila Scholes meminta pindah.

Selain Bolton, Stoke City juga menginginkan jasa Scholes. Stoke juga siap menawarkan posisi pelatih setelah Scholes pensiun. (SUN)

Moyes: Chelsea Layak Juara

Pelatih Everton, David Moyes (kanan) dan pelatih Chelsea Guus Hiddink mengamatai anak-anak didik mereka bertanding pada final Piala FA, di Stadion Wembley, Sabtu (30/5).

Minggu, 31/5/2009 | 01:48 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih Everton, David Moyes mengaku kecewa gagal menjuarai Piala FA. Namun, ia mengakui bahwa Chelsea tampil lebih baik dan pantas juara.

Menghadapi "The Blues" di babak final, Everton sempat unggul melalui Louis Saha di menit pertama. Namun, setelah itu, mereka terus didesak oleh Chelsea. Everton sempat meredam gempuran lawan di lini tengah. Namun, perlahan pertahanan mereka terkoyak oleh tusukan sayap Chelsea yang dipimpin Ashley Cole dan Florent Malouda.

Chelsea akhirnya membalik keadaan melalui gol Didier Drogba dan Frank Lampard. Chelsea menutup pertandingan dengan kemenangan 2-1.

"Mereka adalah tim yang lebih baik dan menggunakan keadaan lebih baik daripada kami. Kami mengawali laga dengan baik namun mungkin ini menginspirasi mereka lebih daripada kami," ungkap Moyes.

"Mengecewakan tidak mengakhiri dengan trofi. Tetapi, saya sangat bangga kepada pemain. Mereka sangat luar biasa dan saya telah mengatakan itu kepada mereka," lanjutnya.

Melihat kemajuan Everton dari tahun ke tahun, Moyes menilai timnya semakin bagus. Menurutnya, meraih trofi hanyalah soal waktu saja.

"Saya harus memberikan pujian kepada mereka. Musim lalu kami mencapai semifinal di Piala Liga. Tahun ini final," tuturnya.

"Apakah kami menang atau tidak, ini adalah kemajuan bagi kami. Mudah-mudahan, pada kesempatan berikutnya, menjuarai trofi, akan terwujud musim depan," tambahnya. (AP)

- Mourinho: Saya Jatuh Cinta kepada Inter AFP

Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho.
Artikel Terkait:

* Makelele: Terry Penyebab Mourinho Keluar
* Mourinho Teken Kontrak Baru
* Makelele: Mourinho Merusak Chelsea
* Mourinho Sarankan Ancelotti ke Chelsea
* Mourinho Masih Betah di Inter


Minggu, 31/5/2009 | 01:28 WIB

MILAN, KOMPAS.com - Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho mengatakan, dia telah jatuh cinta kepada klub yang dia tangani itu. Sebab itu, dia bersedia memperpanjang kontrak dengan I Nerazzurri.

Sebelumnya, Mourinho diisukan menjadi salah satu pelatih yang diincar Real Madrid. Setelah Carlo Ancelotti semakin dikabarkan akan ke Chelsea, isu soal Mourinho ke Madrid pun menguat. Namun, isu itu terpatahkan, setelah Mourinho menandatangani perpanjangan kontrak di Inter sampai 2012.

"Setelah jatuh cinta kepada sebuah klub, seperti yang saya rasakan kepada Chelsea, makanya sangat mungkin saya akan memiliki relasi yang kuat seperti di Chelsea. Saya sudah melakukannya dengan Inter," kata Mourinho.

"Saat ini, saya bisa melihat masa lalu, tapi tanpa nostalgia. Meski kontrak saya tak diperpanjang, filosofi saya tetap tak akan berubah. Saya selalu menyukai perilaku Inter Milan. Saya bisa saja dengan mudah menghentikan kontrak. Tapi, saya tak melakukannya. Jadi, isu kepindahan saya ke Madrid sudah berakhir," tegasnya.

Memang ada kekhawatiran, Mourinho akan pergi setelah membawa Inter meraih scudetto. Apalagi, dia pernah mengatakan ingin menjuarai Divisi Primera, setelah sukses juara Premier League dan Serie-A.

"Saya tahu, suporter mencintai Inter, meski mereka mencemooh saat kami bermain seri (lawan Atalanta, Red). Yang terbaik adalah menjuarai scudetto. Yang terburuk musim ini adalah kekalahan di Manchester United dan tersingkir dari Liga Champions, meski ini bukan tragedi," katanya. (CH4)

Kamis, 28 Mei 2009

- Libas Persibo 5-0, Sriwijaya Tatap Semifinal

Copa Dji Sam Soe

KOMPAS/Raditya Helabumi
Zah Rahan, mencetak satu gol ketika Sriwijaya FC melibas Persibo Bojonegoro 5-0 di perempat final Copa Dji Sam Soe.
Artikel Terkait:

* Sriwijaya FC Kehilangan Dua Striker
* Tekuk PSMS, Persipura Tatap Semifinal Copa Indonesia
* PSMS Tak Gentar Lawan Persipura
* Persibo Bojonegoro Siap Hadapi Sriwijaya FC
* Pertahankan Trofi Copa, Wajib Bagi Sriwijaya FC

Kamis, 28/5/2009 | 18:27 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Juara bertahan Copa Dji Sam Soe, Sriwijaya FC, tampil menawan ketika menjamu Persibo Bojonegoro, Kamis (28/5). Pada duel leg pertama babak delapan besar itu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sriwijaya melibas musuhnya dari Divisi Satu itu dengan skor 5-0 dan menatap semifinal.

Sejak menit awal, Sriwijaya FC yang tinggal menaruh asa meraih gelar di kejuaraan ini langsung tampil agresif. Alhasil, mereka tak perlu menunggu terlalu lama untuk menjebol gawang tim tamu.

Gol pembuka tercipta di menit 19, melalui tendangan langsung Obiora, yang memanfaatkan umpan matang Zah Rahan. Bola bergulir masuk gawang tanpa sempat disongsong Hery Prasetyo, kiper Persibo.

Keunggulan itu membuat semangat "Laskar Wong Kito" semakin bergelora. Hanya berselang tujuh menit, Obiora kembali mencetak gol untuk menggandakan keunggulan timnya. Kali ini dia memanfaatkan bola muntah akibat tepisan kiper yang tak sempurna. Tendangan volinya mengubah kedudukan menjadi 2-0 yang bertahan sampai turun minum.

Di babak kedua, Persibo mendapat peluang emas di menit ke 53 melalui Samsul Arif. Sayang, tendangan top skor sementara Copa ini masih membentur tiang.

Menit ke-64, Samsul berhasil menjaringkan bola ke gawang Ferry Rotinsulu, setelah menerima umpan tarik Abel Cielo. Tapi, gol dianulir wasit karena dia dalam posisi offside.

Alih-alih mencetak gol balasan, gawang Persibo justru kebobolan lagi pada menit ke-67. Tendangan lurus kapten Sriwijaya FC Charis Yulianto, gagal dibendung kiper sehingga bergetarlah jala gawangnya dan skor menjadi 3-0.

Meskipun sudah unggul telak, para pemain Sriwijaya FC tak mau mengendorkan serangannya. Alhasil, dua gol tambahan bisa dihasilkan pada menit ke-75 lewat Zah Rahan, sebelum Kayamba Gumb melengkapinya menjadi 5-0 pada menit ke-80.

Kemenangan telak ini menjadi modal yang sangat berharga bagi Sriwijaya FC. Dengan demikian, ketika melakoni leg kedua di markas Persibo, tim besutan Rahmad Darmawan tersebut bisa tampil lebih rileks karena punya tabungan 5 gol tanpa balas.

- Top skor Liga Indonesia 2008/2009

Jumlah Gol Nama Pemain
22 Alberto Goncalves Da Costa (Persipura)
21 Christian Gonzales (Persib)
21 Ngon A Djam (Sriwijaya)
20 Boaz Salossa (Persipura)
18 Bambang Pamungkas (Persija)
16 Marcio Souza (Persela)
14 Ernest Jeremiah Chukwuma (Persipura)
13 Greg Nwokolo (Persija)
12 Cristian Lopez (Pelita Jaya)
12 Saktiawan Sinaga (Persik)
11 Talaohu Abadul Musyafry (Persiba)
10 Julio Gabriel Lopez Venegas (PSM)
9 Zah Rahan Krangar (Sriwijaya FC)
8 Rafael Alves Bastos (Persib)
8 Edison Pieter Romaropen (Persiwa)

- MU Korban "Master of Passing"

AFP/CARL DE SOUZA
Dua gelandang Barcelona, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta berpelukan setelah timnya memastikan diri sebagai juara Liga Champions 2009.
Artikel Terkait:

Kamis, 28/5/2009 | 07:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemenangan Barcelona atas Manchester United di final Liga Champions 2009 tidak lepas dari peran gelandang Xavi Hernandez dan Andres Iniesta. Keduanya merupakan master of passing, pemberi kesempatan gol bagi Barca.

Final di Roma, Kamis (28/5) malam, itu seolah menjadi antiklimaks bagi permainan MU. Sang juara bertahan seperti tak berdaya menghadapi cadasnya kekuatan Barca di semua lini lapangan. Hidupnya permainan Barca itu menghasilkan dua gol yang dicetak Samuel Eto’o dan Lionel Messi. Dua-duanya lahir berkat umpan Iniesta dan Xavi.

Iniesta menjadi inspirator kemenangan Barca di menit ke-10. Iniesta membaca celah antara Anderson dan Michael Carrick, lalu meneroboskan bola kepada Eto'o. Striker Kamerun itu kemudian mengecoh Nemanja Vidic dan melepas tembakan rendah ke gawang Edwin van der Sar.

Xavi kemudian menjadi motor terjadinya gol kedua setelah assist-nya mendarat di kepala Lionel Messi. Gol sundulan itu merupakan gol yang sangat jarang diciptakan oleh pemain setinggi 170 cm seperti Messi. Di sepanjang pertandingan, aksi Xavi mencemaskan kuartet pertahanan MU. Anderson, Carrick, dan Ryan Giggs suatu ketika malah harus bersama-sama mengawalnya sehingga Iniesta dan Sergio Busquet pun bisa lebih bebas di sektor lain.

MU pantas kecewa dengan pertandingan semalam karena tak bisa meruntuhkan kesetiaan Barcelona atas ideologi menyerang. Adalah benar jika MU lebih dulu membuat teror terhadap gawang Victor Valdes melalui tendangan-tendangan Cristiano Ronaldo. Namun, ancaman itu sama sekali tak membuat Barca mengkhianati sepak bola indah yang dijanjikan pelatih Josep Guardiola.

Ferguson kini harus mengevaluasi mengapa Wayne Rooney bisa termarjinalkan baik di sayap kiri maupun kanan tanpa sedikit pun peluang mencetak gol. Carrick yang malam itu memiliki tugas mengendalikan tempo permainan justru sering dipaksa menjaga pertempuran di medan tengah. (*)

- BERITA FOTO: Barcelona Berpesta

AFP/JAVIER SORIANOAFP/JAVIER SORIANOAFP/JAVIER SORIANOAFP/JOSEP LAGO
Para pemain Barcelona berdiri di atas bus terbuka dan disambut puluhan ribu pendukungnya di Kota Barcelona. "El Barca" menjadi juara Liga Champions usai menaklukkan Manchester United.
Artikel Terkait:

Jumat, 29/5/2009 | 04:17 WIB

BARCELONA, KOMPAS.com - Puluhan ribu pendukung Barcelona menyambut pahlawan Liga Champions tersebut dalam parade di tengah kota. Lionel Messi, Samuel Eto’o, Thierry Henry dan rekan-rekan satu timnya berdiri di atas bus terbuka dan disambut meriah.

Pendukung "El Barca" pantas gembira atas prestasi tim kesayangannya itu setelah Messi dkk mengalahkan juara bertahan Manchester United dengan skor 2-0. Para suporter berjoget dan membentuk tarian bergelombang saat menyambut bus warna merah bertuliskan ”Champions" yang dikendarai awak Barca.

“Ole, Ole, Champions!” seru para penggemar. Yang lain pun meneriakkan, “Barca, Barca, dan Barca!” begitu bus melewati kerumunan pendukung menuju Stadion Camp Nou.

“Eto’o, Afrika berterima kasih padamu,” bunyi tulisan dalam sebuah spanduk yang memuji pencetak gol di final tersebut. "Sejak dia (Eto'o) datang di sini, kami (orang Afrika) mendapat perlakuan lebih layak," kata Yatma, pria asal Senegal yang memegang spanduk itu.

Di antara ribuan pendukung yang bergembira itu, dua gadis kecil tampak menangis karena tidak bisa melihat Messi yang berdiri pada sisi lain di atas bus. Suasana kali ini amat berbeda dari situasi pesta beberapa jam sebelumnya, yakni ketika polisi menahan 119 orang dan 150 lainnya terluka dalam kerusuhan pesta kemenangan Barca di ibu kota Catalunya itu.

Kira-kira 100.000 orang berkumpul di jalan-jalan Barcelona usai kemenangan Barca pada Rabu (27/5) malam. Namun, kondisi berubah brutal setelah melewati tengah malam menyusul bentrok antara polisi dan suporter di Las Ramblas. Kerusuhan itu juga mengakibatkan kamerawan stasiun televisi TVE terluka dan memaksa pihak berwajib menembakkan gas air mata dan peluru karet. (AP)

- Messi: MU Tetaplah Tim Besar

Jumat, 29/5/2009 | 02:04 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Pemain sayap Barcelona, Lionel Messi, menyatakan timnya pantas menang dari Manchester United. Namun, menurutnya, hal itu tak menghapuskan kenyataan bahwa MU adalah tim besar.

Pada duel final Liga Champions, MU sempat menekan Barcelona pada sepuluh menit pertama. Namun, ketika Barcelona unggul melalui Samuel Eto'o di menit kesepuluh, sang juara bertahan tak bisa mengembangkan permainan terbaiknya. "Setan Merah" bahkan kecolongan gol sundulan dari Messi pada menit ke-70.

Secara kesuluruhan, "The Red Devils" seperti tidak berdaya mengatasi permainan menyerang dari "Blaugrana". Namun, Messi menilai, tidak mudah bagi timnya untuk mengalahkan wakil Inggris itu. Ia dan rekan-rekannya harus bekerja sangat keras, apalagi Barcelona tampil tanpa sejumlah pemain terbaiknya.

"Kami layak untuk ini, untuk segalanya yang telah kami lakukan tahun ini. Aku tak akan lupa bagaimana setiap orang bermain ketika kami menghadapi sebuah tim besar," ujar Messi.

Senada dengan itu, kapten Barcelona, Carles Puyol, mengakui bahwa MU adalah musuh menakutkan. Tanpa kerja ekstra, tak mungkin "Azulgrana" bisa membuat "Setan Merah" tersungkur.

"Kami bekerja keras dan mereka tidak membuat hidup kami mudah. Tetapi, bila kami ingin menang malam ini, kami tahu bahwa kami harus berjuang," tuturnya. (SUN)

- Suporter MU Tabrak Tewas Fans Barca

Pascafinal Liga Champions
Suporter MU Tabrak Tewas Fans Barca
Ilustrasi

Jumat, 29/5/2009 | 01:12 WIB

OGBO, KOMPAS.com - Liga Champions kembali memakan korban tewas. Di Nigeria, seorang suporter Manchester United menabrak tewas empat orang saat ia meluncurkan minibusnya ke kerumunan penggemar Barcelona, Kamis (28/5) waktu setempat.

Polisi mengatakan, pendukung Barca di Kota Ogbo merayakan kemenangan timnya atas MU pada final Liga Champions, Rabu (27/5) malam. Tiba-tiba sebuah minibus melaju ke arah mereka. Sepuluh orang terluka akibat kejadian tersebut dan polisi langsung menahan pengemudi.

"Pengemudi melewati kerumunan (fans Barca) lalu berputar balik dan menuju ke arah mereka," papar juru bicara kepolisian seperti diberitakan ESPN.

Nigeria dan beberapa negara di Afrika memiliki basis besar suporter Barcelona dan Manchester United. Beberapa pekan lalu, seorang penggemar Arsenal di Kenya ditemukan tewas gantung diri setelah tim kesayangannya itu dikalahkan MU di semifinal. (SCN)

- Rooney: Iniesta Pemain Terbaik Dunia

Jumat, 29/5/2009 | 00:52 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Penyerang Manchester United, Wayne Rooney, menyanjung gelandang Barcelona, Andres Iniesta, sebagai pemain terbaik dunia. Menurutnya, kemenangan Barcelona atas MU di final Liga Champions ditentukan oleh pemain Spanyol itu.

Pamor Iniesta memang tidak secemerlang Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Namun, dalam banyak kesempatan, ia membuktikan dirinya tak kalah hebat dari kedua bintang itu.

Ketika terus tertekan pada sepuluh menit pertama, tak ada yang menyangka Barcelona bisa unggul lebih dulu pada kesempatan pertama menyerang. Gol yang dicetak Samuel Eto'o itu bermula dari umpan Iniesta.

Pelatih MU, Alex Ferguson mengakui, gol pertama Eto'o itu betul-betul membunuh "Setan Merah". Rooney mengamini pendapat sang pelatih dengan menyanjung Iniesta.

"Aku tak pernah bermain melawan tim yang lebih baik dari ini. Mereka tim brilian dan aku pikir Iniesta adalah pemain terbaik dunia saat ini," ujat Rooney seperti dikutip Setanta Sports.

"Mereka mencetak gol di waktu bagus dan membuatnya menjadi sulit bagi kami. Barcelona mengumpan bola dengan baik. Bila Anda tak mengambil kesempatan Anda, mereka menghukum Anda," lanjutnya.

Setelah mendapat pelajaran dari Barcelona, Rooney berharap timnya bermain lebih baik dan kompak di lain waktu. Menurutnya, MU adalah tim muda yang masih punya banyak kesempatan membayar kegagalan. (STT)

- Wenger Bahagia atas Sukses Henry

Thierry Henry bersama trofi Liga Champions 2009, yang diraihnya bersama Barcelona.
Artikel Terkait:

Jumat, 29/5/2009 | 00:28 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, mengaku tak kuasa menahan kepindahan Thierry Henry pada 2007. Henry pergi karena ingin mendapat trofi dan itu terwujud tahun ini. Henry mewujudkannya bersama Barcelona dan Wenger pun turut senang atas hal itu.

Henry pernah meraih sukses bersama "The Gunners" sejak ia bergabung ke Emirates pada 1999. Pemain Perancis itu ikut menikmati juara Premier League 2003/04 dan terakhir kali menggenggam trofi Piala FA 2005. Rupanya gelar itu merupakan gelar terakhir "Gudang Peluru". Hingga kini, Wenger dan tim asuhannya sama sekali belum memenangi satu pun turnamen di Inggris maupun Eropa.

Karena alasan itulah, Henry yang menjadi langganan top scorer di Liga Inggris sejak 2001/02 memilih pindah dari London. Dua musim lalu, ia menjatuhkan pilihannya pada Barcelona.

Wenger mengisahkan, saat itu ia sudah berusaha menahan Henry agar tetap membela klub London utara tersebut. Namun, ia memahami keinginan pemain Perancis itu sehingga ia pun merelakannya pergi.

"Thierry ingin pergi. Itu keputusannnya," ungkap Wenger kepada L'Equipe. "Saya mencoba sudah meyakinkannya untuk tinggal."

Wenger menilai Henry layak mendapatkan prestasi lebih baik karena Arsenal saat itu sedang terpuruk. Henry sudah tak sabar lagi menunggu masa keemasannya berakhir dengan manis.

"Dia bilang kepada saya: 'Anda akan memiliki tim hebat dalam dua atau tiga tahun, tapi aku tidak dapat menunggu selama itu karena aku kini 30 tahun dan aku harus memenangkan piala dalam beberapa tahun mendatang'," lanjut Wenger.

Henry pun pindah ke Camp Nou, tapi ia gagal bersinar di musim pertama. Tahun lalu ia dan kawan-kawannya hancur lebur di La Liga dan keok di semifinal Liga Champions lawan Manchester United. Cedera yang dialaminya sejak pindah dari Arsenal juga terus menyiksa pemain 31 tahun tersebut.

Namun, deraan itu hanya berlangsung satu musim. Tahun ini Henry menikmati sejarah emas Barcelona, baik di Spanyol maupun Eropa. Untuk pertama kalinya ia mencicipi gelar juara Liga Champions dan untuk pertama kali pula merasakan menjadi treble winner.

Atas keberhasilan Henry itu, Wenger merasa ikut berbahagia. "Di Barcelona, ia merasa sangat kesulitan di musim pertama dan karena itu saya bahagia atas apa yang diraihnya saat ini. Dia meyakinkan semua orang bahwa dia pemain kelas dunia."

Meski Henry dilepas dengan tujuan meraih sukses pribadi, Wenger tak akan menerapkan aturan yang sama pada pemain mudanya. Kasus Henry adalah kasus istimewa sebab ia telah membela Arsenal sejak lama. Lagi pula, usia Henry sudah mendekati masa pensiun. (SKY)

- Gol Eto'o untuk Sang Ayah

Samuel Eto'o menepuk-nepuk tangannya usai mencetak gol ke gawang Manchester United.
Artikel Terkait:

Kamis, 28/5/2009 | 08:13 WIB

ROMA, KOMPAS.com — Striker Barcelona, Samuel Eto'o, tak dapat menutupi rasa harunya ketika berhasil mencetak gol ke gawang Manchester United. Gol itu, juga kemenangan Barca, ia dedikasikan untuk ayahnya.

Eto'o membuka kemenangan Barcelona dengan gol yang diciptakannya pada menit ke-10. Ia merayakan gol itu dengan berlari ke sudut lapangan sambil menepuk-nepuk siku kiri bagian dalam. Ia juga menunduk beberapa saat sambil menutupi wajah seusai teman-temannya merayakan momen itu.

Kepada Canal Plus, Eto'o mengakui bahwa aksi selebrasi itu menyimbolkan "darah dari ayahku". Karena itu, ia memberikan penghargaan terbaiknya itu kepada sang ayah.

"Gol datang pada waktu sangat penting," katanya. "Masih ada Tuhan di atas sana dan ada keadilan."

"Aku mendedikasikan piala ini untuk ayahku, aku sangat senang, aku membantu tim menang dan itu fantastis," lanjut top scorer Liga Divisi Primera itu.

Gol pembuka pada menit ke-10 itu meruntuhkan semangat pemain "Setan Merah". Gol kedua dari Lionel Messi pada menit ke-70 makin memperlihatkan keperkasaan Barca atas MU.

  ©Template by Dicas Blogger.

TOPO